Pentingnya Menjaga Obyektifitas
Saya sempat bertukar pikiran dengan seorang teman yang berprofesi sebagai Lost Prevention/Security Manager. Dia mengatakan bahwa jabatannya sekarang membuat dia dengan terpaksa tidak bisa terlalu akrab dengan rekan-rekannya dalam satu perusahaan. Sebuah pilihan sikap yang menurutnya harus diambil sebagai usahanya untuk menjaga obyektifitasnya terhadap orang-orang yang diawasinya.
Jam terbangnya sudah terbilang panjang, plus pengalaman di luar negeri dalam posisi yang sama. Orangnya ramah, banyak tersenyum tapi kalau urusan professional sikapnya tidak bisa diragukan. Bukan bermaksud menjadi jaim alias jaga image¸ tapi memang sengaja agar penilaiannya tidak bias.
Pertanyaan saya, bukankah lebih efektif kalau kita dekat dengan obyek yang kita awasi sehingga kita mengetahui lebih detail? Menurutnya nalurinya sebagai seorang “pengaman” potensial berkurang jika dia terlalu dekat dan terlibat secara emosional dengan obyek yang dia awasi. “Berarti kau tidak punya teman dong?” Dia tertawa, “saya sedang berbicara dengan seorang teman sekarang”. Well, you’re right buddy hehehehe.
“Biasanya saya mendapat laporan detail dari pihak lain kemudian melakukan investigasi. Berdasar hasil investigasi itulah saya membuat keputusan” Menurutnya adalah hal yang sulit baginya untuk membuat keputusan yang seharusnya jika itu ternyata melibatkan teman atau orang yang dekat dengannya. Pernah suatu kali dia harus “memvonis” teman baik dalam satu organisasi yang membuatnya menyadari betapa berat hal itu harus dilakukan.
Saat itu ada perasaan yang kuat bahwa dia ingin memaafkan temannya itu. Setidaknya ada dorongan agar sanksi yang diberikan bisa seringan mungkin. Namun dia berhasil mengalahkan keinginan itu. Dengan resiko persahabatan mereka menjadi tidak seperti sebelumnya. Pastinya sebuah pilihan yang sulit karena jika tidak dilakukan akan meresikokan dirinya menjadi pihak yang terlibat juga. Karena dianggap melindungi perbuatan jahat.
Sebuah hal yang wajar karena pastinya kita akan cenderung memaafkan orang yang sudah kita kenal baik. Apalagi jika pelanggaran itu tidak langsung mengenai kita. Akan bertambah susah jika kita ternyata berteman baik dengan obyeknya. Yang membuat saya kagum, setahu saya dia banyak mempunyai teman.
“Bro saya usulkan kau jadi ketua KPK saja nanti kalau sudah tidak bekerja di hotel heheheh”