Organisasi Atau Grombolan(?)
Dalam sebuah organisasi pastilah ada struktur yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari organisasi itu sendiri. Struktur ini diisi oleh orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Tergantung besar kecilnya skala organisasi, jumlah orang-orang yang mengisi bervariasi sesuai keperluanya. Satu yang pasti, organisasi dibentuk dengan tujuan yang pasti. Entah itu adalah perusahaan, organisasi pemuda, nirlaba dan sebagainya. Mereka pasti punya tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Ada aturan yang mengikat para anggota yang harus dipatuhi
Kultur Tidak Boleh Salah Yang Berakibat Buruk
Dalam perjalanan roda sebuah organisasi pasti ada saja saat dimana anggotanya berbuat kesalahan. Baik itu dalam organisasi sosial, perusahaan, atau organisasi apapun. Sistem boleh saja sempurna tapi selama eksekutornya adalah manusia, maka kemungkinan kesalahan pasti saja ada. Karena pelaksananya adalah sekumpulan otot yang dikontrol oleh sel otak yang melibatkan hal abstrak yang bernama perasaan.
Memelihara Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu atau curiosity adalah awal dari pengetahuan. Itulah yang saya amati dari seorang rekan kerja saya. Dalam interaksi saya dengannya ditempat kerja, sering sekali dia menanyakan atau menunjukkan keingintahuan yang sering tidak kita sadari. Saya mengamati bahwa hal ini berakar dari rasa ingin tahunya yang melebihi dari kebanyakan orang. Setidaknya lebih besar dari sebagian besar rekan kerja saya yang lain.
Kekurangan Yang Menjadi Keunggulan
Tidak selamanya sesuatu yang menjadi kekurangan itu akan menjadi kelemahan. Tidak jarang suatu kelemahan menjadi sesuatu yang bisa dijadikan kekuatan. Ukuran kecil bisa menjadikan sesuatu menjadi lebih lincah. Lambat dalam bergerak bisa jadi membuat seseorang mendapat momentum yang tepat. Setelah saya bertapa selama seminggu akhirnya saya mendapat bisikan tentang hal-hal yang pada awalnya dianggap sebuah keterbatasan tapi akhirnya menjadi faktor yang menjadikan subjeknya besar karena itu.
Twitter vs Facebook
Keterbatasan jumah karakter yang bisa diposting dalam Twitter yang hanya 140 karakter pada awalnya seolah menjadikan Twitter kurang OK. Berbeda dengan Facebook dimana